8:04 PM
Tuhan Melihat Pertobatan Tulus dari Lubuk Hati Orang Niniwe

Perbedaan Besar Antara Reaksi Penduduk Niniwe dan Sodom Terhadap Peringatan Tuhan Yahweh

Apa artinya ditunggangbalikkan? dalam bahasa sehari-hari, itu berarti menghilang. Tetapi dengan cara apa? Siapa yang bisa menunggangbalikkan seluruh kota? Tidak mungkin bagi manusia melakukannya, tentu saja. Orang-orang itu tidak bodoh. Begitu mereka mendengar pernyataan ini, mereka langsung tahu maksudnya. Mereka tahu perkataan ini datang dari Tuhan, mereka tahu Tuhan akan melakukan pekerjaan-Nya. Mereka tahu bahwa kejahatan mereka membuat Tuhan Yahweh marah dan membuat-Nya menumpahkan amarah-Nya kepada mereka, sehingga mereka akan dihancurkan bersama kota mereka. Bagaimana orang-orang di kota itu bersikap setelah mendengarkan peringatan Tuhan Yahweh? Alkitab menjelaskan dengan detail bagaimana orang-orang itu bereaksi mulai dari raja sampai rakyat jelata. Seperti yang dicatat dalam Kitab Suci Alkitab: "Maka orang Niniwe percaya kepada Tuhan dan menyatakan berpuasa, mengenakan kain kabung, dari yang paling besar sampai yang paling kecil di antara mereka. Kabar ini sampai kepada raja Niniwe, maka bangkitlah ia dari takhtanya, menanggalkan jubahnya, menyelubungi diri kain kabung dan duduk di atas abu. Dan ia menyuruh orang menyerukan dan memaklumkan di seluruh Niniwe berdasarkan ketetapan raja dan para pembesarnya, demikian, "Tidak ada manusia atau binatang, atau ternak boleh makan, mereka tidak boleh makan apa pun, atau minum air. Namun, manusia dan binatang harus mengenakan kain kabung dan berseru dengan nyaring kepada Tuhan: Biarlah semua orang berbalik dari jalannya yang jahat dan dari kejahatan yang ada di tangan mereka …"

Setelah mendengar pernyataan Tuhan Yahweh, penduduk Niniwe menunjukkan sikap yang bertolak belakang dengan penduduk Sodom. Penduduk Sodom secara terbuka menentang Tuhan dan terus melakukan berbagai kejahatan. Sebaliknya, setelah mendengar kata-kata itu, penduduk Niniwe tidak mengabaikannya atau menolaknya. Sebaliknya, mereka percaya kepada Tuhan dan memaklumkan puasa. Apa yang dimaksud dengan "percaya" di sini? Kata itu sendiri berarti iman dan ketertundukan. Jika kita menggunakan sikap penduduk Niniwe untuk menjelaskan kata ini, maka artinya mereka percaya Tuhan bisa dan mau melakukan apa yang Dia katakan, dan mereka mau bertobat. Apakah penduduk Niniwe merasa ketakutan menghadapi benc ana yang akan segera terjadi? Kepercayaan itulah yang membuat hati mereka takut. Apa yang bisa kita gunakan untuk membuktikan ketakutan dan kepercayaan penduduk Niniwe? Seperti yang Alkitab katakan: "dan menyatakan berpuasa, mengenakan kain kabung, dari yang paling besar sampai yang paling kecil di antara mereka." Ini berarti penduduk Niniwe benar-benar percaya dan dari kepercayaan itu datanglah ketakutan, yang membuat mereka berpuasa dan mengenakan kain kabung. Inilah cara mereka menunjukkan awal pertobatannya. Bertolak belakang sekali dengan penduduk Sodom, tidak hanya penduduk Niniwe tidak menentang Tuhan, mereka juga dengan jelas menunjukkan pertobatan mereka lewat sikap dan tindakan. Tentu saja, ini tidak berlaku hanya pada rakyat Niniwe saja, bahkan raja mereka pun tidak terkecuali.

pertobatan yang sejati

 

Pertobatan Raja Niniwe Mendapatkan Pujian Tuhan Yahweh

Ketika raja Niniwe mendengar kabar ini, ia bangun dari takhtanya, melepaskan jubahnya, memakai kain kabung dan duduk di atas abu. Ia lalu memberi perintah tidak ada seorang pun di kota yang boleh mencicipi apa pun, dan tidak ada ternak, domba, lembu yang boleh merumput atau minum air. Manusia dan ternak sama-sama mengenakan kain kabung; manusia berdoa dengan sangat kepada Tuhan. Raja juga mengumumkan bahwa setiap orang dari antara mereka harus berbalik dari jalan mereka yang jahat dan meninggalkan kejahatan di tangan mereka. Dilihat dari tindakannya, raja Niniwe menunjukkan pertobatan sepenuh hatinya. Tindakan yang dilakukannya—bangun dari takhtanya, menanggalkan jubah rajanya, mengenakan kain kabung, dan duduk di abu—memberi tahu rakyat bahwa raja Niniwe menyingkirkan status kerajaannya dan mengenakan kain kabung bersama rakyat jelata. Ini berarti raja Niniwe tidak menempati posisi kerajaan untuk terus dalam jalannya yang jahat atau melakukan kejahatan dengan tangannya setelah mendengar pengumuman dari Tuhan Yahweh. Sebaliknya, ia meletakkan kekuasaan yang dimilikinya dan bertobat di hadapan Tuhan Yahweh. Pada saat ini raja Niniwe tidak bertobat sebagai seorang raja; ia datang ke hadapan Tuhan untuk mengaku dan bertobat dari dosa-dosanya sebagai orang biasa di hadapan Tuhan. Terlebih lagi, ia juga menyuruh seisi kota mengaku dan bertobat dari dosa-dosa mereka di hadapan Tuhan Yahweh dengan cara yang sama seperti dirinya. Selain itu, ia juga memiliki rencana spesifik bagaimana cara melakukannya, seperti yang terlihat di dalam Kitab Suci: "Tidak ada manusia atau binatang, atau ternak boleh makan, mereka tidak boleh makan apa pun, atau minum air. … dan berseru dengan nyaring kepada Tuhan: Biarlah semua orang berbalik dari jalannya yang jahat dan dari kejahatan yang ada di tangan mereka." Sebagai penguasa kota, raja Niniwe memiliki status dan kuasa tertinggi dan bisa melakukan apa pun yang ia mau. Ketika dihadapkan dengan pernyataan Tuhan Yahweh, ia bisa saja mengabaikannya atau bertobat dan mengakui dosanya sendiri saja; sedangkan apakah penduduk kota memilih bertobat atau tidak, ia bisa saja sama sekali mengabaikannya. Akan tetapi, raja Niniwe tidak melakukan hal itu sama sekali. Ia tidak hanya bangun dari takhtanya, memakai kain kabung, dan duduk di atas abu serta mengakui dan bertobat dari dosa-dosanya di hadapan Tuhan Yahweh, ia juga memerintahkan semua orang dan ternak di dalam kota melakukan hal yang sama. Ia bahkan memerintahkan orang-orang "berseru dengan nyaring kepada Tuhan." Lewat kejadian-kejadian ini, raja Niniwe benar-benar melakukan apa yang seharusnya dilakukan seorang penguasa. rangkaian tindakannya merupakan tindakan yang sulit dilakukan oleh raja mana pun dalam sejarah dunia, dan tidak ada yang bisa melakukannya. Tindakan-tindakan itu bisa disebut tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah manusia. Tindakan-tindakan ini layak diingat dan ditiru umat manusia. Sejak penciptaan manusia, setiap raja telah memerintahkan rakyatnya untuk menolak dan menentang Tuhan. Tidak pernah ada seorang pun yang memerintahkan rakyatnya berdoa kepada Tuhan untuk berusaha menebus kejahatan mereka, menerima pengampunan dari Tuhan Yahweh, dan menghindari penghukuman yang akan segera menimpa. Namun, raja Niniwe mampu memimpin rakyatnya untuk berbalik kepada Tuhan, meninggalkan jalan-jalan mereka yang jahat dan meninggalkan kejahatan di tangan mereka. Terlebih lagi, ia juga mampu menyingkirkan takhtanya dan sebagai gantinya Tuhan Yahweh berbalik dan berubah pikiran serta menarik kembali murka-Nya, membiarkan orang-orang di kota itu selamat dan menghindarkan mereka dari kehancuran. Tindakan raja itu hanya bisa disebut mukjizat langka dalam sejarah manusia; itu bahkan bisa disebut sebagai sebuah teladan manusia rusak yang mengaku dan bertobat dari dosa-dosanya di hadapan Tuhan.

Tuhan Melihat Pertobatan Tulus dari Lubuk Hati Orang Niniwe

Setelah mendengarkan pernyataan Tuhan, raja Niniwe dan rakyatnya menunjukkan sejumlah tindakan. Apakah sifat dari sikap dan tindakan mereka? Dengan kata lain apakah esensi dari seluruh perbuatan mereka? Mengapa mereka melakukan apa yang mereka lakukan? Di mata Tuhan, mereka bertobat dengan tulus, bukan hanya karena mereka berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan dan mengakui dosa mereka di hadapan-Nya, tetapi juga karena mereka meninggalkan perbuatan mereka yang jahat. Mereka bertindak seperti ini karena setelah mendengar firman Tuhan, mereka sangat ketakutan dan percaya Dia akan melakukan apa yang difirmankan-Nya. Dengan berpuasa, mengenakan kain kabung, duduk di abu, mereka ingin mengungkapkan kerelaan mereka untuk mengubah cara hidup mereka dan tidak lagi melakukan kejahatan, berdoa agar Tuhan Yahweh menahan amarah-Nya, memohon agar Tuhan Yahweh membatalkan keputusan-Nya dan juga bencana yang akan menimpa mereka. Dengan meneliti sikap mereka, kita bisa melihat bahwa mereka telah memahami bahwa perbuatan mereka yang jahat di masa lalu memuakkan Tuhan Yahweh dan mereka memahami alasan mengapa Dia akan segera menghancurkan mereka. Karena alasan-alasan ini, mereka semua ingin benar-benar bertobat, berbalik dari jalan mereka yang jahat dan meninggalkan kejahatan di tangan mereka. Dengan kata lain, begitu mereka sadar akan pernyataan Tuhan Yahweh, masing-masing dari mereka merasa takut dalam hatinya, mereka tidak lagi terus melakukan perbuatan jahat atau melakukan perbuatan yang dibenci Tuhan Yahweh. Sebagai tambahan, mereka memohon dengan sangat kepada Tuhan Yahweh untuk mengampuni dosa masa lalu mereka dan tidak memperlakukan mereka sesuai dengan perbuatan mereka di masa lalu. Mereka rela untuk tidak akan lagi terlibat dalam kejahatan dan bertindak sesuai perintah Tuhan Yahweh, dan mereka tidak akan lagi membangkitkan murka Tuhan Yahweh. Pertobatan mereka tulus dan menyeluruh. Pertobatan itu datang dari lubuk hati mereka dan bukan dipalsukan, atau sementara.

pertobatan yang sejati

 

Begitu penduduk Niniwe, dari raja tertinggi sampai rakyatnya, menyadari bahwa Tuhan Yahweh marah kepada mereka, setiap tindakan mereka, seluruh sikap mereka dan semua keputusan dan pilihan mereka terbuka di hadapan Tuhan. Hati Tuhan berubah karena sikap mereka. Apa yang menjadi kerangka berpikir Tuhan pada saat itu? Alkitab dapat menjawab pertanyaan itu bagimu. Seperti yang tercatat di Kitab Suci: "Lalu Tuhan melihat perbuatan mereka, bagaimana mereka berbalik dari jalan mereka yang jahat, maka Tuhan menyesali hukuman yang akan ditimpakan kepada mereka, dan Dia tidak jadi melakukannya." Walau Tuhan mengubah pikiran-Nya, tidak ada sesuatu yang kompleks dengan kerangka berpikir-Nya. Dia hanya berubah dari mengungkapkan kemarahan-Nya menjadi menenangkan amarah-Nya, dan Dia memutuskan tidak membawa kehancuran atas kota Niniwe. Alasan mengapa Tuhan melakukannya—mengampuni penduduk Niniwe dari bencana—begitu cepat adalah karena Tuhan menyelidiki hati setiap orang di Niniwe. Dia melihat apa yang ada di lubuk hati mereka: pengakuan mereka yang tulus dan pertobatan dari dosa; kepercayaan mereka yang tulus kepada-Nya, kesadaran mereka yang dalam bahwa tindakan mereka yang jahat telah membuat watak-Nya marah yang menghasilkan ketakutan terhadap hukuman yang akan ditimpakan Tuhan Yahweh. Pada saat yang sama, Tuhan Yahweh juga mendengarkan doa dari lubuk hati mereka yang memohon kepada-Nya agar menghentikan amarah-Nya kepada mereka sehingga mereka terhindar dari bencana ini. Ketika Tuhan melihat semua fakta ini, sedikit demi sedikit amarah-Nya menghilang. Tidak peduli seberapa besar amarah-Nya di masa lalu, ketika Dia melihat pertobatan yang tulus dari lubuk hati orang-orang itu, hati-Nya tersentuh sehingga Dia tidak mengirimkan bencana pada mereka dan Dia berhenti marah kepada mereka. Sebaliknya Dia terus memberikan belas kasih dan toleransi-Nya kepada mereka dan terus membimbing dan memelihara mereka.

dari "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Category: Perkataan Kristus | Views: 111 | Added by: xiaoyintest0814 | Tags: Disposisi Tuhan, doa dan bertobat | Rating: 0.0/0
Total comments: 0
avatar